Customer Service

Hardiyanto Takula on Facebook

Top Blog

Bagaimana tanggapan Anda tentang isi blog ini, tandai komentar anda dibawah ini :

Selamat Datang di BLOG SUKSES

Oleh : HARDIYANTO TAKULA

Ikuti terus perkembangan blog ini, saran dan komentar sangat diperlukan guna meluruskan kekeliruan dalam penulisan blog ini.
Diberdayakan oleh Blogger.

Profil Saya

Foto saya
Limboto, Gorontalo, Indonesia
Tak perlu duduk berpangku tangan, karena Allah telah menebarkan rahmatNya dimuka bumi, dan tugas kitalah yang mencari dan menemukannya untuk kita syukuri

Selamat datang di toko kami

Kami menyediakan produk fashion import berbagai merek terkenal kualitas terjamin dengan harga terjangkau, silahkan berbelanja dan jangan ragu atau sungkan untuk menghubungi customer service kami jika anda butuh bantuan. Terima kasih
PRODUK TERBARU

Pentingnya Membangun Moral Pada Anak

Anak, selebihnya mengadopsi  cara bertindak orang tua, meski pada proses dan tindakannya berbeda. Kehidupan baik buruk seorang anak adalah kehidupan asli orang tuanya, yang tak mampu mendidik anak. Ini kadang tanpa disadari oleh banyak orang tua.

ayah"Anak adalah cermin orang tua". Statement ini sudah lama populer, bahkan menjadi istilah dalam pendidikan moral anak manusia. Memang benar, prilaku anak mencerminkan prilaku baik orang tua, didikan yang benar dari keduanya, serta penanaman nilai moral dari keluarganya. Anak merupakan generasi penerus atas apa yang kita ciptakan termasuk pola pikir, cara bersikap dan watak asli keduanya.
Kebanyakan oranag tua lelap dan tenggelam dalam urusan materialnya, sibuk membangun bisnis yang besar dan luas, tidak hanya ayah, ibu pun menerima tuntutan zaman dan harus bekerja mengejar keuntungan yang besat.
Akibatnya, anak tidak mengenal secara emosional seperti apa orang tuanya, tidak ada keterikatan batin yang erat antara anak dan orang tua, anak lebih mengenal kehidupan dan didikan pembantu yang selamanya dibayar. Anak terbiasa dengan cara hidup orang bayaran dari orang tua, mulai dari bayi hingga masa pertumbuhannya diusia sekolah.
Karena itu, tidaklah mengherankan banyak anak kehidupannya tidak terkontrol, cenderung hura-hura, dan mengadopsi kehidupan diluar dirinya yang serba berantakan. Secara emosional, didikan itu tidak secara tuntas, karena setiap pengajaran selalu mempercayakan guru les atau orang yang sudah dibayar.
Anak hanya mengenal orang tuanya, sekedar menyayanginya secara materi, tidak mengenal orang tuanya secara emosional dan spritual. Kurangnya siraman rohani dan pendidikan langsung mengakibatkan kurangnya disiplin anak dan hilangnya penghormatan anak terhadap orang tua, percaya atau tidak, itulah kenyataannya.
imagesJangan heran, banyak anak yang salah jalan. Banyak anak yang terperangkap dilembah hitam, terjerumus pada prostitusi dan gemar mengkomsumsi narkoba dan miras. Anak semakin pintar menentang orang tua, semakin merasa hebat dan menganggap orang tua adalah musuh dalam rumah.
Kita sadari atau tidak, anak menjadi biang penghancur sebuah keluarga, itu semua tidak sepenuhnya kesalahan anak, tetapi kelalaian dan kekurangan orang tua memberi kebutuhan emosional dan spritual kepada anak.

Kehidupan diluar lingkungannya, telah terkontaminasi dan menjadi virus dalam kehidupan seorang anak, kehidupan yang cenderung hura-hura menjadikannya semakin giat mengakses hal-hal yang tidak bermanfaat. Pemberian fasilitas tanpa didasari dengan pengrtahuan sangat berpengaruh terhadap rusaknya moral anak.

Menanamkan nilai-nilai moral pada anak sangat penting dilkakukan, setinggi apa pun pendidikan yang didapatkan anak dibanggku sekolah, tetapi yang lebih baik peranannya mendidik anak adalah orang tua sendiri. Orang tua boleh sibuk bekerja, boleh sibuk dengan urusan bisnis dan jaringan usahanya, tetapi tanggung jawab pada anak tidak bisa dilupakan.
Pentingnya mendidik spritual anak
Pentingnya mendidik spritual anak
Orang tua yang lupa mendidik anak secara benar, tidak perlu merasa gerah bila ada anak yang kurang ajar, sebaliknya orang tua berfikir, sudahkah mendidik anak secara baik, sudahkah menanmkan nilai moral yang baik pada anak? Jika belum, jangan jadikan anak sebagai musuh atau lawan yang setiap hari diajak perang tanding, tetapi segeralah duduk bersama dan jalinlah kebersamaan yang sebenarnya.
Luangkan waktu yang cukup untuk anak, demi kebutuhan akhlaknya. Bila anak terlanjur berbuat dosa, rangkullah dia dan berikanlah maaf sekaligus mintalah maaf pada anak sendiri, karena anak jadi bobrok akhlaknya karena cerminan orang tua kurang mendidik anak.




Sumber : http://takula.blogdetik.com/
Link : http://takula.blogdetik.com/2011/02/14/pentingnya-moral-pada-anak/

SUKSES MILIK ANDA, BENARKAH?

Sahabat Blog Sukses yang baik hati, sebuah pertanyaan simple pernah terlontar dalam diri saya, sukses itu milik anda, benarkah? Statement ini terkadang sempat jadi kontroversi dalam fikiran saya, benarkah sukses itu milik kita, atau milik Anda? Penelitian yang saya lakukan menunjukan bahwa statement ini benar adanya, sukses itu bukan diraih apalagi ditunggu, melainkan diciptakan, dibentuk lalu dinikmati. Sukses adalah sebuah kesempatan, kesempaatan memperoleh keberhasilan, kesempatan memberi yang terbaik bagi sesama, sehingga sukses itu juga merupakan suatu anugerah.


Lakukanlah, raihlah apa yang Anda inginkan, lakukanlah dengan benar, lakukanlah dengan halal, jangan lupa berdoa untuk memperoleh berkah Allah yang Maha Pengasih, bersabarlah ketika menghadapi tantangan. Yakinlah, bahwa suatu keberhasilan akan berfihak kepada Anda. Karena Anda mampu merubah nasib Anda. Tataplah dengan jelas impian Anda, peganglah dengan erat, jangan biarkan orang lain menyita waktu Anda untuk menghalangi Anda menuju kehidupan yang lebih baik, karena sukses benar adalah milik Anda.

MENUMBUHKAN SEMANGAT KETIKA KITA LAGI TERPURUK

Sahabat Blog Sukses yang baik hati.

Pernahkah Anda merasa syok ketika Anda jatuh dan terpuruk? Ketika manusia ditimpa masalah, ada sebagian orang menganggap itu sebagai musibah yang membuat kehidupannya terpruruk, tiada arti lagi dalam kehidupan apalagi dalam pergaulan, merasa tidak berharga, malu dan sedih berkepanjangan. Selagi kita hidup, masalah akan trus datang, dan menjadi rintangan buat kelangsungan hidup kita. Tetapi jangan takut, hadapilah dengan tenang, pikirkan secara cermat dan bertindaklah tepat sasaran.

Ketika kita lagi terpuruk, berfikirlah positif, sehingga fikiran kita terbebas dari pemikiran negatif yang akhirnya membuat hati menjadi sesat. Keterpurukan tak perlu disesali melainkan direnungi, kenapa dan dimana letak kekeliruan. Merenunglah, tak perlu saling menyalahkan, tak perlu saling melempar tuduhan, tetapi lihatlah terlebih dahulu diri sendiri. Banyak orang ketiika mengalami kejatuhan, suka mengkambinghitamkan orang lain,dengan dalih karena merasa disaingi. Banyak pula yang mencari kelemahan orang lain hanya karena kalah dalam persaingan, orang yang demikian tidaklah menuai kesuksesan abadi melainkan menerima kekalahan berkepanjangan sehingga tak serta merta dijuluki PECUNDANG.

Ketika ditimpa musibah yang membuat diri semakin terpuruk, belajarlah menerima kenyataan, koreksi kesalahannya dimana dan segera perbaiki kesalahan yang ditemukan. Orang sukses tak membiarkan dirinya ketika jatuh, kerja hanya menyalahkan orang lain, berhenti bahkan bunuh diri karena tidak sanggup menerima kenyataan.

Orang sukses, selalu berpandangan dan terus berfikit postitf, mereka meneriam dengan lapang, bahwa hidup itu terus bergulir, setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.

Ingatkah Anda seorang ilmuan, Thomas Alpa Edison..? Dia berhasil menciptakan bola lampu pijar dan hantaran listriknya, ketika melakukan percobaan, mengalami kegagalan, dicobanya untuk kedua kalinya dia pun gagal, bahkan untuk keskian kalinya pun dia tetap gagal dalam percobaannya itu. Tetapi dia tidak berhenti untuk melanjutkan usahanya. Tatkala raja-raja eropa berembuk untuk mengehntikan usaha Edison, dia tetap tenang, untuk uji coba ke 99 kali pun dia gagal dan laboratoriumnya terbakar hngga kegagalan itu sampai 100 kali. Pemerintahan eropa menutup usahanya dgn cara tidak lagi membiayai percobaannya itu. Namun, hebatnya dia tetap berbesar hati, dia lakukan lagi yang 101 kali hingga dia berhasil. Ditemukan sebuah penerang lampu yang lebih modern adalah ketekuanan Thomas Alpa Edison, sehingga pemerintah2 eropa mengakuinya, bahkan dunia mengakuinya, hingga sampai saat ini, sesaat listrik padam kita mengeluh dan marah karena banyak kerjaan yang tertunda, atau lagi gelap. Padahal kita tak menyadari betapa susahnya Thomas Alpa Edison mencipitakannya.

Apa yang dikatakan Thomas Alpa Edison ketika ditanya tentang perjuangannya yang penuh rintangan dan penolakan, dia hanya bilang " Saya tidak gagal, melainkan saya menemukan 100 kali kesalahan dalam menciptakan lampu, hingga saya menemukan juga 1 keberhasilan"

Bagaimana dengan Anda sahabatku, apakah tetap merasa tak berguna ketika mengalami keterpurukan? Jawabannya ada pada Anda sendiri

Salam Hangat Buat Blogger.....

Berikan yang terbaik bagi mereka yang menginginkan perubahan dalam hidupnya
Baca posting utama blog.....

Salam Buat Pengunjung

Terimakasih telah mengunjungi blog ini. Semoga posting blog ini dapat membantu Anda untuk menjadi lebih baik lagi. Amiiinnn...

Berita Terbaru

Produk Populer

Advertiser